Nuansa OSPEK 2012, Welcome

Kali ini saya akan bahas tentang atmosfir di dalam kampus tercinta para orang-orang yang mencintainya (bukan saya yang mencintainya) :D *terusterang.
Dulu namanya OSPEK, terakhir saya dengar namanya diganti OKKMB. Tak taulah kepanjangannya apa, jadi karena saya tidak tahu, mending saya akan bahas dengan menggunakan nama yang lebih familiar, “OSPEK”.

Yang sudah jadi mahasiswa pasti tahu, kalo Si OSPEK ini adalah suatu proses awal yang mesti dilewati sebelum memasuki dunia perkuliahan. Biasanya sih anak baru yang di-OSPEK, anak lama mah biasa ikut karena tahun lalu tidak ikut. Saya jadi bayangkan mungkin saja ada mahasiswa yang sudah semester 10 baru ikut OSPEK. Itu bisa jadi loh. Bisa dikarenakan dia menganggap OSPEK sepele atau mungkin sertifikat OSPEKnya hilang. Atau bisa jadi karena mamanya ikut OSPEK, jadi dia nemenin (*ngarang).

Di setiap universitas di Indonesia, memiliki perbedaan cara meng-OSPEK. Jangankan antar universitas, antar fakultas dalam universitas pun pasti perbedaannya sangat mencolok. Itu bisa dilihat dari baju yang dipakai, trus dari yel-yel yang digunakan, ada juga perbedaan dari cara kuncir rambut ceweknya, sampai cara kuncir rambut cowoknya (*memangada??)

Sedikit serius yah pembahasannya, hehe.
Disaat MABA (Singkatan Mahasiswa Bantet *eh, Baru Maksudnya) udah sibuk-sibuknya mengurus perlengkapan kuliah, eh malah direpotkan dengan perlengkapan OSPEK yang notabene jadi barang “habis pake buang” (kayak mantan aja neh). Maba seh tidak akan menolak direpotkan seperti itu karena mereka sudah menganggap itu sebagai kewajiban (*daripada dipica).
Nah, pemirsa, disini dia masalahnya dan bagi yang masih baru dalam dunia per-OSPEK-an, anda mesti tahu bahwa semua itu adalah pengadaan. Anda adalah target pemasukkan dana untuk organisasi kampus. Anda dimanfaatkan untuk menjadi donatur dadakan pembiayaan tersebut. Anda tidak bisa protes, mau protes? Gak usah kuliah deh. Hahaha...
Pembiayaan ini, dan tender (istilah kerennya) telah dibagi-bagi untuk tiap panitia yang bersedia menghendlenya. Dari ID Card, Baju OSPEK, PIN, Kaos Kaki, dll, semua ditenderi. Panitia berbondong-bondong memasang penawaran terendah (ibarat penawaran proyek).
Sebenarnya, universitas sudah menganggarkan dana untuk kepentingan OSPEK, tapi itu ternyata belum cukup untuk mendanai seluruh organisasi internal dalam fakultas. Akhirnya kegiatan OSPEK berevolusi menjadi lahan mencari UANG.
Neh saya kasih hitung-hitungan yang Anda keluarkan :
PIN | Harga dasar Rp 3.000 | dijual Rp 10.000 | Untung Rp *banyak
BAJU Kaos | Harga dasar Rp 40.000 | dijual Rp 60.000 | Untung Rp *banyak
Kaos Kaki | Harga dasar Rp 5.000 | dijual Rp 15.000 | Untung Rp *banyak
ID Card | Harga dasar Rp 3.000 | dijual Rp 10.000 | Untung Rp *banyak
Syal | Harga dasar Rp 5.000 | dijual Rp 15.000 | Untung Rp *banyak
Woooowwww, jangan kaget dulu pemirsaaaaa!!! Hahahaha

Mungkin saja anda akan mengeluarkan biaya Rp 200.000 lebih untuk membayar perlengkapan OSPEK, terlebih lagi jika panitia memberikan Anda tugas untuk membeli coklat, permen, bunga, Pot bunga, dll. Saya yakin orang tua Anda akan mengeluh dan menangis dalam hati. Apalagi orang tua Anda punya uang pas-pasan, trus pekerjaanya sangat berat. Saya yakin, hati Anda sebagai anak juga akan sangat sedih.
Eits, jangan nangsi dulu. Saya buat artikel ini bukan untuk membuat anda menjadi cengeng, tapi menjadi lebih kritis menyikapi fenomena “TAEK” ini.

Nah itu tadi saya bahas dari kacamata peserta, sekarang saya mau bahas dari kacamata panitia :D
Panitia OSPEK yang ada sekarang punya stigma yang amat-sangat menyimpang dari tujuan OSPEK sebenarnya. Mereka berangkat dari keinginan menyiksa MABA, mengangkat citra pribadi sebagai seorang yang wajib disegani, meneruskan kewajiban organisasi dengan menjalankan program OSPEK, dan yang paling saya benci jika ada panitia yang menjadikan OSPEK sebagai pohon uang untuk dirinya sendiri. Emang ada yah??? Hahaha, ada tahu... Namanya juga orang Indonesia. Memangnya Anda pikir koruptor dari mana asalnya??? Hahaha. Pikir sendiri!
Sebagai panitia, menganggap OSPEK sebagai pemasukan organisasi adalah wajar sejauh kebijakan Anda memang diperuntukkan untuk kepentingan organisasi dan berasaskan kepentingan MABA itu sendiri. Maba mesti dilatih untuk menjadi pribadi yang sehat, cerdas, kritis, dan rendah hati. Dari mana membuat itu semua? Dari OSPEK.

Saya harap seh semoga OSPEK tahun ini jadi lebih baik. OSPEK yang baik itu adalah OSPEK yang education oriented, betul-betul untuk mengembangkan karakter MABA, menumbuhkan kader-kader organisatoris yang berpotensi, dan menjadikan OSPEK sebagai wahana keluarga perdana untuk fakultas masing-masing.

Yang jadi panitia jangan jadi kerdil baca artikel ini, tapi jadilah pembaca elegan dan penyaring kepositifan yang arif.

Salam Blogger,
Dheo Laewana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tabe, komentar ta' di...